Bahasa Inggris Dihapus, Lembaga Pendidikan Senang, Kok Bisa?
REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) berencana meniadakan mata pelajaran Bahasa Inggris untuk
kurikulum Sekolah Dasar (SD). Rencana itu disambut baik oleh para
pengelola dan staf di tempat kursus Bahasa Inggris, meski mereka
mengatakan langkah itu tidaklah tepat.
Salah satunya adalah Lembaga Pendidikan Indonesia Amerika (LPIA) di Jalan Margonda, Depok. Menurut kordinator Bahasa Inggris LPIA, Putu Widiasastra, penghapusan pelajaran Bahasa Inggris memang tidak tepat karena anak-anak perlu mempelajari bahasa dunia ini sejak dini. Selain itu, Bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan bagi siswa, bahkan untuk siswa sekolah dasar.
"Sebagai pengajar, penghapusan Bahasa Inggris untuk siswa SD itu disayangkan," ungkapnya.
Meskipun begitu, ia juga mengaku menyambut dengan baik apabila wacana tersebut memang dilaksanakan. Pasalnya, jika wacana tersebut memang dilaksanakan, maka akan mempengaruhi jumlah siswa yang mendaftar di lembaga tersebut yang dinilai akan semakin meningkat.
Sastra mengakui, dihapusnya mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar akan berdampak pada banyaknya siswa yang akan belajar di lembaga pendidikan Bahasa Inggris. Menuru dia itu dikarenakan orang tua siswa sudah menyadari pentingnya pembelajaran Bahasa Inggris sejak dini.
"Kalau sebagai pengajar di lembaga, saya menyambut dengan baik karena siswa yang mendaftar kemungkinan lebih banyak meskipun jumlahnya tidak akan drastis," kata Sastra.
Ia menambahkan pentingnya Bahasa Inggris bagi siswa untuk dipelajari karena pelajaran ini merupakan bahasa internasional. "Jika ingin maju, Bahasa Inggris penting untuk dipelajari," tambahnya.
Sementara itu, Ryan, siswa kelas lima sekolah dasar, mengaku meskipun ia sudah mendapatkan pelajaran Bahasa Inggris di sekolahnya, ia juga masih mengikuti kursus privat Bahasa Inggris. "Saya juga belajar les bahasa Inggris di rumah, disuruh mama," katanya.
Salah satunya adalah Lembaga Pendidikan Indonesia Amerika (LPIA) di Jalan Margonda, Depok. Menurut kordinator Bahasa Inggris LPIA, Putu Widiasastra, penghapusan pelajaran Bahasa Inggris memang tidak tepat karena anak-anak perlu mempelajari bahasa dunia ini sejak dini. Selain itu, Bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan bagi siswa, bahkan untuk siswa sekolah dasar.
"Sebagai pengajar, penghapusan Bahasa Inggris untuk siswa SD itu disayangkan," ungkapnya.
Meskipun begitu, ia juga mengaku menyambut dengan baik apabila wacana tersebut memang dilaksanakan. Pasalnya, jika wacana tersebut memang dilaksanakan, maka akan mempengaruhi jumlah siswa yang mendaftar di lembaga tersebut yang dinilai akan semakin meningkat.
Sastra mengakui, dihapusnya mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar akan berdampak pada banyaknya siswa yang akan belajar di lembaga pendidikan Bahasa Inggris. Menuru dia itu dikarenakan orang tua siswa sudah menyadari pentingnya pembelajaran Bahasa Inggris sejak dini.
"Kalau sebagai pengajar di lembaga, saya menyambut dengan baik karena siswa yang mendaftar kemungkinan lebih banyak meskipun jumlahnya tidak akan drastis," kata Sastra.
Ia menambahkan pentingnya Bahasa Inggris bagi siswa untuk dipelajari karena pelajaran ini merupakan bahasa internasional. "Jika ingin maju, Bahasa Inggris penting untuk dipelajari," tambahnya.
Sementara itu, Ryan, siswa kelas lima sekolah dasar, mengaku meskipun ia sudah mendapatkan pelajaran Bahasa Inggris di sekolahnya, ia juga masih mengikuti kursus privat Bahasa Inggris. "Saya juga belajar les bahasa Inggris di rumah, disuruh mama," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar